Rabu, 21 Maret 2012

Keberadaan Oksigen Di Laut

            Sumber oksigen dalam perairan dapat diperoleh dari hasil proses fotosintesis phytoplankton atau tumbuhan hijau dan proses difusi dari udara, serta hasil proses kimiawi dari reaksi-reaksi oksidasi. Keberadaan oksigen di perairan biasanya diukur dalam jumlah oksigen terlarut (dissolved oxygen) yaitu jumlah miligram gas oksigen yang terlarut dalam satu liter air.
Pada ekosistem perairan, keberadaan oksigen sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain distribusi temperatur, keberadaan produser autotrop yang mampu melakukan fotosintesis, serta proses difusi oksigen dari udara. Di perairan umumnya oksigen memiliki distribusi yang tidak merata secara vertikal . Distribusi ini berkaitan dengan kelarutan oksigen yang dipengaruhi oleh temperatur perairan. Kelarutan oksigen bertambah seiring dengan penurunan temperatur perairan, walaupun hubungan ini tidak selamanya berjalan secara linier.
 Tabel 1. Hubungan antara temperatur dan kelarutan oksigen di perairan
Suhu
Kelarutan oksigen (mg/L)
0
4
8
12
16
20
24
30
14.6
13.1
11.9
10.8
10.0
9.2
8.5
7.6
Sumber :Chanlett (1979)
Penurunan kualitas air akibat pencemaran dapat dilihat dengan mengamati beberapa parameter kimia, seperti oksigen terlarut. Kadar oksigen terlarut dalam suatu perairan diperlukan oleh organisme untuk pernafasan dan oksidasi bahan-bahan organik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal dari suatu difusi udara dan hasil            fotosintesis organisme yang hidup di dalam perairan tersebut. Kecepatan difusi oksigen dari udara tergantung dari beberapa faktor, seperti kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa air dan udara seperti arus, gelombang dan pasang surut. Kadar oksigen dalam air laut akan bertambah dengan semakin rendahnya suhu dan berkurang dengan semakin tingginya salinitas.
Di lapisan permukaan kadar oksigen relatif lebih tinggi karena adanya proses difusi antara air dengan udara serta adanya proses fotosintesis. Dengan bertambahnya kedalaman akan terjadi penurunan kadar oksigen terlarut karena proses fotosintesis semakin berkurang dan kadar oksigen yang ada banyak digunakan untuk bernafas dan oksidasi bahan-bahan organik.
Fenomena perubahan alam di lautan semakin mengkhawatirkan akan ancaman perubahan iklim. Baru-baru ini ilmuwan mengumumkan terjadinya penurunan kadar oksigen perairan asin Bumi, terutama di wilayah pesisir pantai Pasifik barat laut Amerika Serikat.
Menurut para ilmuwan, ini merupakan satu pertanda perubahan-perubahan mendasar terkait dengan perubahan iklim global. Mereka memperingatkan bahwa ekosistem bawah laut yang komplek dan berkaitan dengan mata rantai makanan di lautan bisa terganggu.
Pada beberapa titik perairan di wilayah Washington dan Oregon, menunjukkan penurunan kadar oksigen yang telah menyebabkan tumpukan bangkai kepiting Dungeness di lantai samudra, menewaskan bintang laut berusia 25 tahun lumpuhnya koloni anemon laut dan terjadinya hamparan tikar bakteri yang berpotensi mengancam biota laut.
Wilayah hipoksia atau kondisi rendah oksigen memang sudah lama ada di perairan dalam samudra. Area ini terdapat di Pasifik, Atlantik, dan Samudra Hindia. Namun kini areanya semakin meluas dan menyebar.
Perluasan penipisan oksigen itu terjadi secara dramatis. Seperti di lepas pantai California Selatan, kadar oksigennya menurun sekitar 20% selama 25 tahun terakhir.
Sumber :
Anonim.2008.Penurunan Kadar Oksigen Laut Mulai Meluas. http://www.medantalk.com/penurunan-kadar-oksigen-laut-mulai-meluas/. Diakses pada tanggal 14 maret 2012 pukul 17.45 WIB.
Anonim.2006.http://www.artikelkimia.info/bahan-organik-dalam-air-laut-05491116102011. Diakses pada tanggal 14 maret 2012 pukul 17.50 WIB.

Selanjutnya mengenai karbondioksida, silahkan kunjungi website dibawah ini
http://bahankuliah-tha.blogspot.com/2012/03/karbon-dioksida_21.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar